MANADO - Meskipun berada diperantauan yang penuh dengan suka dan duka. Persaudaraan Mahasiswa dan Pemuda Karo (PERMAKAN) yang berada di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) terus terjalin.
Kali ini, pertemuan dan silaturahmi antar PERMAKAN digelar selama dua hari di Desa Kaima, Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Jalinan persaudaraan itu dirangkai dengan berbagai hiburan dan tarian adat Karo Guro-guro Aron.
Menurut Ketua Panitia, Fajar Ramadhan Barus melalui sambungan WhatsApp, Jumat (15/11-2024) mengatakan, kegiatan PERMAKAN mengambil Tema 'Ernala Ersada Si Sampat-sampaten Ersinalsal Bas Er Kelelengen' (menjalin kebersamaan, saling tolong-menolong dan bermanfaat bagi orang untuk saling mengasihi antar sesama dan menjadi terang-red).
"Acara ini digelar selama dua hari 6-17 November. Kegiatan ini juga sebagai ajang silahturahmi antara mahasiswa dan pemuda dari Sumatera Utara, " ujarnya.
Dikatakannya, selain organisasi pemuda Karo. Pihaknya juga turut mengundang kumoulan Naposo Huria Kristen Batak Protestan (NHKBP) dan Ikatan Mahasiswa Kepulauan Nias (IMKN).
Selain itu, Ikatan Kerukunan Mahasiswa Batak Indonesia (IKMBI), Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (HIMAPSI) serta Ikatan Mahasiswa Kristen Batak (IMKB), tokoh Karo, tokoh pemuda Karo serta undangan lainnya.
Dikesempatan itu juga, Ketua Permakan Leonel Chardiski Ginting menerangkan, pertemuan yang digelar sebagai ajang saling memupuk bakat kecintaan dan melestarikan nilai-nilai budaya karo di tanah rantau.
"Dengan ajang ini juga, kita saling berkenalan antar pemuda dan mahasiswa guna mempererat tali persaudaraan. Begitu juga dengan penerimaan penerimaan dan perkenalan mahasiswa dan pemuda Karo yang baru berkuliah dan Pemuda yang datang tugas atau bekerja di Manado, " sebutnya.
Sementara, Salmon Tarigan selaku penasehat Permakan mengapresiasi akan kegiatan permakan yang diwarnai dengan kebudayaan daerah.
"Semoga acara ini juga, dapat membuat pemuda Karo saling menguatkan dan memberi motivasi serta berkenalan satu dengan yang lain. Sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga dan melestarikan kebudayaan, " ungkapnya mengakhiri.
(Anita Theresia Manua)